Suaradiksi.com. Aceh Utara - Tokoh masyarakat Aceh Utara Haji Muhammad (HM) Yusuf Hasan mendukung penuh upaya Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM) Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han) untuk memberantas narkotika di Bumi Serambi Mekkah.
"Peredaran narkoba di Aceh sudah sangat mengkhawatirkan dan sudah merusak generasi muda Aceh, hal ini harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Saya juga sangat mendukung dengan komitmen Pandam IM untuk memberantas peredaran narkoba di Aceh,"kata HM Yusuf Hasan, Jumat 20 September 2024.
Dikatakan HM Yusuf Hasan, dirinya sepakat dengan apa yang disampaikan Pandam IM Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han) yang menyebutkan bahwa pengedar narkoba tersebut merupakan pengkhianat bangsa karena telah merontokkan dan melemah sendi-sendi bangsa.
"Karena narkoba banyak aksi kriminal seperti pencurian, pembunuhan hingga pelecehan seksual terjadi di Indonesia, khususnya di Aceh. Masalah narkoba tidak ada habis-habisnya di Indonesia yang diduga dikendalikan oleh aktor-aktor kuat,"katanya.
HM Yusuf Hasan juga mengapresiasi BNN, Polda Aceh dan Bea Cukai yang telah berhasil mengungkap narkoba jenis sabu dari Thailand seberat 29,25 kg di perairan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Dalam penangkapan ini, enam pelaku berhasil diamankan pada Minggu, 8 September lalu.
"Aparat penegak hukum diharapkan terus memperketat perairan Aceh yang terus dimanfaatkan oleh agen-agen jaringan internasional untuk melewatkan narkoba untuk diedarkan di Indonesia,"ujarnya.
Sebelumnya. Panglima Kodam Iskandar Muda kecam keras jaringan sindikat pengedar dan penguna narkotika di Tanah Rencong. Kecaman ini diutarakan pada expose konferensi pers Kolaborasi Pengungkapan Kasus Narkotika, di aula kantor Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh Banda Aceh, Selasa (17/9/2024)
Pasalnya sebagai salah satu publik figur penting di pilar Forkopimprov Aceh Pangdam IM Mayor Jenderal TNI Niko Fahrizal, M.Tr.(Han) prihatin dengan rusaknya generasi penerus bangsa dikarenakan mudahnya jaringan sindikat masuk ke daratan wilayah Aceh.
"Dari segi pertahanan saya sampaikan dan kita sudah diskusi dari kemarin pak kepala BNN saya sampaikan bahwa narkoba ini adalah pengkhianat bangsa. Kenapa saya sampaikan begitu, karena merontokkan sendi-sendi kemampuan dan masa depan anak bangsa yang akan menyiapkan bangsa ini kedepan bisa lebih maju," kata Pangdam IM dilansir dari RRI.
"Saya sampaikan dengan tegas disini, bahwa pengedar narkoba adalah pengkhianat bangsa kita. Kenapa ? Dia merontokkan sendi-sendi bangsa kita, dia tidak tau bahwa melemahkan kemampuan itu adalah pengkhianat," tegasnya.
Akibat itu katanya, narkoba berdampak buruk dari segi inflasi peredaran keuangan dan meningkatnya angka stunting di dalam negeri. "Apakah ini bukan suatu pengkhianat toh..?! Dan saya sampaikan ini dengan tegas 'pengkhianat ini'," ujarnya.
"Narkoba tidak dapat di tolerir, kita darurat narkoba dari pengalaman sejarah perang candu, itu di ulang lagi sekarang ini. Sudah cukup karena dengan ketangkap ini (sabu-sabu) bisa menyelamatkan satu divisi tentara karena ini (29.251,54 gram atau 29,25 kilogram barang bukti)," pungkas Pangdam IM.
BNN, Polda Aceh bersama Bea Cukai berhasil mengungkap narkoba jenis sabu seberat 29,25 kg di perairan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur. Barang haram berasal Thailand. Dalam penangkapan ini, enam pelaku berhasil diamankan pada Minggu, 8 September lalu.
Pengungkapan itu bermula dari informasi masyarakat yang mengetahui akan adanya pengiriman sabu oleh jaringan Malaysia-Indonesia, sehingga BNN melakukan penyelidikan dan mendeteksi adanya satu kapal oskadon yang diduga membawa sabu.
Ternyata, penyelidikan tersebut juga dilakukan oleh Polda Aceh, sehingga dalam pengungkapan itu terjadi kolaborasi yang membuahkan hasil. Dari hasil kolaborasi itu, personel gabungan mendapati kapal nelayan yang membawa barang bukti narkoba jenis sabu.