Suaradiksi.com. Lhokseumawe - Rumah Sakit Arun (RSA) Lhokseumawe bersama Koalisi organisasi profesi penanggulangan tuberkulosis (KOPI TB) menggelar kegiatan promosi kesehatan dalam rangka mengedukasi dan skrining Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) kepada ratusan mahasiswa di Universitas Malikussaleh (Unimal).
Selain skrining, kegiatan promosi kesehatan yang berlangsung di Aula Cut Mutia Universitas Malikussaleh pada Rabu 9 Oktober 2024 tersebut juga dilakukan edukasi pencegahan TB dan HIV yang sangat beresiko terhadap remaja.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan Perencanaan dan Kerjasama (AKPK) Universitas Malikussaleh Dr Nazaruddin, SH M.Hum serta diisi dua narasumber yakni dr Puspa Rosfadilla M.Ked (Paru), Sp.P (Spesialis Paru) dan dr Mawaddah Fitria Sp.Pd-FINASIM (Spesialis Penyakit Dalam).
Dalam sambutannya, Dr Nazaruddin, SH M.Hum mengapresiasi RS Arun Lhokseumawe, KOPI TB dan Dinkes Lhokseumawe yang telah menggelar kegiatan promosi kesehatan dalam rangka mengedukasi skrining TB-HIV di Kampus Unimal
"Isu TB-HIV ini sangat menarik untuk dibahas dan diedukasikan kepada mahasiswa atau remaja yang pastinya sangat rentan terhadap penyakit tersebut. Saya berharap kepada seluruh peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan dapat bermanfaat untuk kemudian hari,"katanya.
Dr Nazaruddin juga mengucapkan terimakasih kepada RS Arun Lhokseumawe yang selama ini telah bekerjasama dengan Unimal. Semoga kerjasama ini terjalin terus terjalin terus secara intensif dengan saling menguntungkan.
"Saya berharap kegiatan kolaborasi antara RS Arun Lhokseumawe dan perguruan tinggi dapat memberikan kontribusi untuk mencapai target eliminasi TB-HIV di wilayah tersebut,"kata Dr Nazaruddin.
Komisaris Utama PT RS Arun Medica Said Ihsan mengatakan bahwa kegiatan edukasi dan sosialisasi TB-HIV yang diikuti ratusan mahasiswa tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut di wilayah kampus.
"Dengan adanya sosialisasi dan edukasi serta skrining ini diharapkan dapat mencapai target zero TB-HIV di wilayah Kota Lhokseumawe,"ujarnya Said Ihsan.
Pada diskusi tersebut, dr Puspa Rosfadilla M.Ked (Paru), Sp.P menyampaikan bahwa penyakit TB merupakan penyakit yang penuh dengan stigma, maka dari itu proses edukasi dan skrining TBC dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif agar menarik minat mahasiswa mengetahui soal TB lebih mendalam.
Pihaknya juga melakukan skrining TB yang dilakukan pada kalangan mahasiswa dengan harapan dapat mendorong percepatan pencapaian target pencarian kasus TB.
"Penyakit TB ini bukan penyakit keturunan tapi penyakit yang dapat menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut dapat masuk ke dalam paru-paru dan mengakibatkan pengidapnya mengalami sesak napas disertai batuk kronis,"kaya.
Dikatakan dr Puspa, TB bisa mengenai beberapa organ tubuh selain dari paru yakni dapat menyerang otak, kulit, tulang, jantung, usus dan hati dan ginjal.
"Bagi penderita TB dapat disembuhkan melalui pengobatan rutin dengan meminum obat TB selama 6 bulan tanpa putus. Saat ini dari hasil penelitian, di Jakarta penyembuhan penyakit TB sudah bisa diobati secara rutin selama 4 bulan dan diharapkan segala bisa diterapkan di Aceh,"ujarnya.
dr Puspa menambahkan, TBC dapat menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, sedangkan untuk gejalanya meliputi batuk yang berkepanjangan, demam, badan berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan kelelahan.
"Dengan edukasi yang digelar hari ini diharapkan adik-adik mahasiswa dapat lebih memahami tentang penyakit TB dan lebih berhati-hati terhadap penyakit menular tersebut,"kata dr Puspa.
Sementara Narasumber HIV, dr Mawaddah Fitria Sp.Pd-FINASIM memaparkan akan bahaya dari penyakit HIV/AIDS yang dapat melemahkan daya tahan tubuh tersebut.
"HIV ini adalah virus yang bisa merusak sistem imunitas tubuh, sementara AIDS ini adalah kondisi di mana penderita HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Penyakit ini tidak disembuhkan, tetapi dapat ditangani dengan perawatan yang baik dan mengonsumsi obat-obatan seumur hidup,"ujarnya.
dr Mawaddah menyebutkan, virus tersebut dapat ditularkan melalui kontak langsung seperti hubungan seks yang berisiko, penggunaan jarum suntik, transfusi darah, dan dari ibu ke anak selama masa kehamilan.
Adapun empat prinsip penularan HIV adalah ESSE, yaitu Exit (Ada jalan keluar bagi cairan tubuh yang mengandung HIV pada tubuh seseorang), Survive (Cairan tubuh yang keluar ini harus mengandung virus HIV yang dapat bertahan hidup), Sufficient (Kandungan virus HIV harus cukup) dan Enter (Ada jalan masuk di tubuh manusia yang memungkinkan kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus HIV).
"Untuk langkah pencegahan penularan HIV bisa dilakukan dengan metode ABCDE yakni singkatan dari Abstinence (Tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah), Be Faithful (Bersikap setia kepada satu pasangan seks), Condom (Menggunakan kondom untuk mencegah penularan HIV saat berhubungan seksual), Drug No (Tidak menggunakan narkoba) dan Education (Mendapatkan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya),"tutup dr Mawaddah Fitria.