Aceh Siap Kurangi Emisi Karbon Dunia Melalui Pemanfaatan Energi Terbarukan

Redaksi
14 November 2024
Last Updated 2024-11-14T16:49:40Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates

 

PLTA Peusangan 

Suaradiksi.com. Aceh Tengah - Indonesia memiliki target yang cukup ambisius terkait pengurangan emisi karbon, sesuai dengan komitmennya dalam Perjanjian Paris dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Data IGRK 2021 menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca Indonesia mencapai sekitar 1,5–1,6 miliar ton CO₂ per tahun, dengan sektor energi berkontribusi sekitar 60% dari total emisi nasional. 

Melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang sedang dalam kontruksi pembangunan oleh PT PLN Indonesia Power, membuktikan bahwa Aceh sudah siap berkomitmen menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT). 

Proyek ini memanfaatkan sumber daya air di dataran tinggi Gayo yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil (seperti batu bara, gas dan minyak). Saat ini, PLTA Peusangan 1 dan 2 akan menghasilkan energi 88 Mega Watt (MW) di Aceh Tengah, Provinsi Aceh.


PLTA Peusangan itu bakal menjadi tulang punggung untuk energi hijau di Indonesia khususnya Provinsi Aceh, diketahui pembangkit listrik tenaga air ini memiliki peran peting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tenaga listrik di Sumatera.


Kepala Manager UPP Sumbangut 2 proyek PLTA Peusangan 1 dan 2, Nove Ardianto mengatakan, pembangunan PLTA di wilayah tersebut, merupakan langkah kongkrit dalam transisi menuju energi bersih di Aceh.


PLTA Peusangan 1 ditargetkan pada semester I 2025, sementara Peusangan 2 akan dilakukan best effort pada semester II 2025. Dengan target  menyerap kurang lebih 400-500 tenaga kerja lokal selama fase konstruksi. 


“Pembangunan PLTA Peusangan merupakan salah satu proyek prestisius di aceh sebagai langkah penting dalam peningkatan sistem kelistrikan yang bertransisi menuju energi bersih di Aceh. Dengan memanfaatkan sumber daya air dari aliran danau lut tawar, kita akan mengurangi ketergantungan energi fosil untuk kebutuhan listrik di Sumatera,”jelas Nove Ardianto.


PLTA Peusangan 1 memiliki kapasitas 45 Mega Watt (MW) dan Peusangan 243 Mega Watt (MW), sehingga totalnya mencapai 88 MW. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik di Provinsi Aceh, sehingga membantu mengurangi defisit energi.


“Jumlah ini diperkirakan akan cukup untuk kebutuhan listrik di Sumatera, minimal mengurangi defisit listrik. PLTA ini secara nasional berkontribusi terhadap target bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025 sesuai target RUPTL,” ungkap Nove Ardianto.




Selain itu dengan langkah-langkah PLTA Peusangan diharapkan dapat menghasilkan energi bersih tahunan sekitar 323 GWh, meningkatkan proporsi energi terbarukan di Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Tengah. Jika PLTA Peusangan beroperasi dengan kapasitas penuh, dengan estimasi pengurangan emisi yang dapat mencapai ratusan ribu ton CO₂ per tahun.


Selain memiliki peran sebagai pembangkit baseload PLTA Peusangan, juga mampu menurunkan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik, serta meningkatkan keandalan sistem, berkontribusi dalam Bauran EBT sebesar 0,61% dalam mencapai target bauran nasional. Untuk jangka panjang akan menurunkan konsumsi LNG di Sumatera Utara.


“Sistem kerja PLTA Peusangan memanfaatkan aliran air dari Danau Lut Tawar melalui sungai Peusangan. Air ditampung di reservoir, kemudian dialirkan melalui intake, dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan beda tinggi dan debit air,” jelas Nove Ardianto.




Proyek dambaan hati masyarakat Aceh ini merupakan bagian dari strategi PLN dalam mewujudkan dan mendukung target Energi Terbarukan (EBT), berselempang semangat progres ini sudah masuk dalam tahap penting. 


“Secara umum, proyek ini memiliki kelebihan yang cukup besar manfaatnya, salah satunya seperti Sumber Energi Bersih dengan Pemanfaatan potensi air sebagai sumber energi tanpa emisi karbon. Serta pengelolaan sumber daya alam yang memanfaatkan potensi air menjadi energi listrik. Bagi masyarakat lingkungan dampaknya pertumbuhan ekonomi dari peluang lapangan kerja bagi masyarakat lokal,” papar Kepala Manager UPP Sumbangut 2 proyek PLTA Peusangan 1&2.


Selain program pemerintah dalam menekan dekarbonisasi dan net zero emmision, serta mengsupport pengurangan emisi di dunia, pembangunan PLTA ini juga lebih efesien dan harga listrik yang murah.




Sejak dibangun pada tahun 1991, PLTA Peusangan sempat terhenti akibat konflik sosial antara Republik Indonesia & Gerakan Aceh Merdeka di tahun 1996. Kini PLN siap menuntaskan pengerjaan tersebut berkat dukungan Dirjen Gatrik yang mendorong PLTA ini siap Launching di Tahun 2025.    


Berbicara tentang perjuangan takkan berhasil tanpa keberanian, berkat uluran tangan PLN, kebahagiaan yang kita rasakan saat ini tak luput dari perjuangan, menuntaskan jawaban yang sudah 30 tahun terngiang jelas di telinga masyarakat. Tentang sebuah nama yang kita sebut PLTA Peusangan akhirnya anak panah runcing itu tembus menciptakan peradaban baru. 


“Hal ini tak terlepas dari dari upaya-upaya menjaga Sumber Energi Bersih. Pemanfaatan potensi air sebagai sumber energi tanpa emisi karbon. Pada fase konstruksi beberapa desa di sekitar PLTA telah merasakan manfaat langsung seperti penyerapan tenaga kerja,” sebut Nove Ardianto”. 


Segenap kepercayaan, tanda bakti PLN dengan kehadiran PLTA Peusangan menjadi untaian doa dan harapan masyarakat sekitar, agar PLTA bukanlah penghalang untuk memajukan UMKM lokal, dengan letupan berwangin semangat pemuda-pemudi setempat bisa terlucut berkarya dengan penuh pelaksaaan cakrawalanya. 


“Manfaat selanjutnya yang dapat dirasakan setelah PLTA ini beroperasi adalah menghidupkan perekonomian, dan pelopor UMKM sekitar melalui optimasi potensi objek wisata dan edukasi di area reservoir yang tentunya hal ini dalam pelaksanaanya perlu sinergitas stakeholder setempat dengan PLN,” tutup Kepala Manager UPP Sumbangut 2 proyek PLTA Peusangan 1&2, Nove Ardianto.


Laksana Garuda diatas awan inilah bukti langkah tegak perjalanan panjang kemampuan PLN dalam memanfaatkan EBT, bara kagum kesuksesan PLN dalam mengelola PLTA merefleksikan bola api semangat PLN dalam melakukan transisi  energi agar tetap prima. Inilah yang menjadi catatan sejarah panjang pemanfaatan energi ramah lingkungan di Indonesia.


Listrik yang dihasilkan dari PLTA Peusangan rencananya akan dievakuasi melalui jalur transmisi 150 kV PLTA Peusangan 1 – Takengon dan transmisi 150 kV PLTA Peusangan 2 – Bireuen dan distribusi 20 kV Takengon Utara – Takengon Selatan yang saat ini telah selesai pembangunannya dengan pendanaan oleh JICA Jepang. (Sd/Ilyas)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl