Iklan

Menanam Harapan: Warga Binaan Lapas Lhokseumawe Bangun Kemandirian Pangan

Redaksi
17 Februari 2025
Last Updated 2025-02-17T03:56:48Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Pegawai Lapas Kelas IIA Lhokseumawe dan warga binaan saat mengolah lahan rawa menjadi lahan produktif dalam program ketahanan pangan di area program rencana Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) Desa Ulee Blang Manee Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe Minggu, 17 Februari 2025. 


Suaradiksi.com. Lhokseumawe – Di balik jeruji besi, secercah harapan tumbuh subur. Lapas Kelas IIA Lhokseumawe meluncurkan program pembinaan kemandirian di bidang ketahanan pangan, sebuah inisiatif yang bukan hanya membekali warga binaan dengan keterampilan baru, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat sekitar.


Di area program rencana Sarana Asimilasi Edukasi (SAE) Desa Ulee Blang Manee Punteut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe suasana Minggu pagi, 17 Februari 2025 tampak berbeda. Tim Kegiatan Kerja (Giatja) Lapas Kelas IIA Lhokseumawe turun langsung melakukan peninjauan ke lahan pertanian, perikanan, dan peternakan.



Mengelola lahan rawa yang luas menjadi lahan produktif bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga membutuhkan strategi dan teknologi yang tepat guna. Pendekatan konvensional tak lagi cukup. Hal inilah yang menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan rawa program ketahanan pangan di Lapas Lhokseumawe.


Sawah hijau membentang, kolam ikan nila dan patin tampak bergeliat, serta kandang-kandang bebek mulai dipersiapkan.



Program ini nantinya akan diawali dengan pelepasan 10.000 bibit ikan nila air tawar, 1.000 ekor bebek, serta pengelolaan sawah seluas satu hektare dengan sistem pertanian alami. Langkah awal ini tidak sekadar menanam benih di tanah, tetapi juga menanam harapan bagi para warga binaan untuk memiliki masa depan yang lebih baik.


Tak hanya bertani dan beternak, warga binaan juga diberikan sesi diskusi dan pendampingan. Mereka belajar bagaimana mengoptimalkan lahan, meningkatkan produktivitas hasil panen, hingga mengelola usaha mandiri setelah kembali ke masyarakat.


Kepala Lapas Kelas IIA Lhokseumawe, Wahyu Prasetyo, menegaskan bahwa program ini bukan hanya sebatas pelatihan keterampilan semata.


“Kami ingin memastikan ketahanan pangan dapat terwujud, baik bagi warga binaan di dalam Lapas maupun bagi masyarakat di Desa Ulee Blang Manee. Dengan adanya kerja sama dan dukungan berkelanjutan dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat, wilayah ini diharapkan semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya,” ungkapnya.


Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Tak hanya meningkatkan kesejahteraan warga binaan, tetapi juga mendorong masyarakat sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan sektor pertanian dan perikanan lokal. Dengan semangat gotong royong, program ini diharapkan menjadi model bagi lembaga pemasyarakatan lain dalam menciptakan ekosistem yang lebih produktif dan mandiri.


Dari balik tembok tinggi, para warga binaan kini memiliki kesempatan kedua, kesempatan untuk belajar, bertumbuh, dan berkontribusi. Dengan tangan yang dulu mungkin hanya menggenggam penyesalan, kini mereka menanam harapan dan menuai masa depan yang lebih cerah.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl