![]() |
Lapas Kelas IIA Lhokseumawe menggelar kegiatan PORSENI dalam rangka Hari Bakti Permasyarakatan di Lapas setempat, Senin 14 April 2025 |
Suaradiksi.com. Lhokseumawe – Lapangan tanah berdebu di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe berubah menjadi panggung semangat dan kreativitas pada Senin, 14 April 2025. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai terdengar dari balik dinding tinggi yang biasanya sunyi.
Bukan pertandingan profesional, tapi inilah Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) yang digelar dalam rangka memperingati Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61.
Kegiatan ini secara resmi dibuka melalui apel bersama yang diikuti seluruh warga binaan dan petugas lapas. Setelah itu, pertandingan futsal sebagai laga pembuka langsung menyulut antusiasme para peserta. Tak hanya olahraga, berbagai cabang seni seperti lomba menyanyi, baca puisi, adu pantun hingga lomba catur turut menyemarakkan perayaan ini.
“PORSENI bukan sekadar hiburan, tetapi wadah untuk menumbuhkan semangat kebersamaan, sportivitas, dan mengenali potensi diri,” ujar Kalapas Lhokseumawe Wahyu Prasetyo, saat memberikan sambutan pembukaan.
Di balik jeruji, tak semua kisah adalah tentang penyesalan. Ada pula kisah pembinaan, harapan, dan kesempatan untuk memperbaiki diri. PORSENI menjadi contoh nyata bagaimana pembinaan di Lapas kini tak lagi sekadar soal hukuman, tapi juga soal pemulihan dan pemberdayaan.
Warga binaan mengaku bangga bisa mengikuti lomba baca puisi. “Di luar sana saya tidak pernah punya kesempatan seperti ini. Di sini saya belajar mengekspresikan diri, melupakan masa lalu, walau sejenak,” katanya dengan mata berbinar.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan pengawasan penuh dari petugas lapas. Suasana yang biasanya dipenuhi rutinitas kini disulap menjadi arena kompetisi penuh semangat. Setiap pertandingan tak hanya soal menang dan kalah, tapi juga proses belajar dan saling menghargai.
Menurut petugas pembinaan, kegiatan seperti ini menjadi salah satu pendekatan holistik dalam pembinaan narapidana. “Kami ingin warga binaan merasa dihargai sebagai manusia, diberi ruang untuk berkembang, dan siap kembali ke masyarakat dengan lebih baik,” tuturnya.
Hari Bakti Pemasyarakatan ke-61 tahun ini menjadi momen refleksi bagi seluruh pemangku kepentingan, bahwa pembinaan bukan hanya tanggung jawab negara, tetapi juga panggilan kemanusiaan. Dan di balik tembok tinggi Lapas Lhokseumawe, semangat perubahan itu terus menyala – dalam tendangan bola, dalam bait puisi, dalam irama lagu yang dinyanyikan oleh mereka yang tengah menjemput harapan.