Suaradiksi.com. Aceh Utara – Pemecatan tiga kader senior Partai Aceh memicu kemarahan sejumlah pendukung, khususnya simpatisan Muhammad Thaib atau yang lebih dikenal sebagai Cek Mad. Rabu (9/4), puluhan orang mendatangi Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh di Gedong, Kecamatan Samudera Geudong, Aceh Utara.
Aksi ini terekam dalam sebuah video berdurasi 26 detik yang memperlihatkan massa menerobos ke dalam kantor DPW. Video tersebut menyebar luas di grup WhatsApp dan menimbulkan spekulasi tentang adanya konflik internal di tubuh partai.
Pemecatan Cek Mad, bersama dua kader lainnya yakni Ermiadi dan Anwar Sanusi, diduga terkait dengan perebutan posisi Pergantian Antar Waktu (PAW) di DPR Aceh. Kuat dugaan pemecatan ini bertujuan membuka jalan bagi Salmawati, istri Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), untuk menggantikan Ayah Wa sebagai anggota DPR Aceh.
Padahal sebelumnya, Cek Mad disebut sebagai kandidat terkuat untuk posisi tersebut. Bahkan Tarmizi Panyang, peraih 16.350 suara di Dapil 5 dalam Pileg 2024, telah mengundurkan diri demi maju sebagai calon Wakil Bupati Aceh Utara. Hal ini memperbesar peluang Cek Mad sebelum surat pemecatan dikeluarkan.
Surat keputusan pemberhentian dikeluarkan oleh DPP PA pada 5 Maret 2025 dan ditandatangani oleh Ketua Umum Muzakir Manaf serta Sekretaris Jenderal Zulfadhli A. Md. Dalam keputusan tersebut, Cek Mad diberhentikan lewat SK Nomor: 119/KPTS-DPP/B/PA/III/2025, sedangkan Anwar Sanusi melalui SK Nomor: 121/KPTS-DPP/B/PA/III/2025.
Cek Mad sendiri mengaku terkejut dengan keputusan itu dan menegaskan bahwa dirinya tidak merasa melakukan kesalahan yang bisa menjadi dasar pemecatan.
Ketua DPW PA Aceh Utara Redam Ketegangan
Ketua DPW Partai Aceh, Jhony, membantah isu adanya kisruh internal. Ia menyebut kedatangan massa bukan mewakili partai, melainkan bentuk aspirasi pribadi pendukung Cek Mad.
“Sempat ada ketegangan, tapi akhirnya suasana bisa dikendalikan. Semua pertanyaan mereka saya jawab langsung,” ujar Jhony.
Ia menjelaskan bahwa pemecatan sudah melalui mekanisme yang sesuai aturan partai. Jhony juga menegaskan bahwa semua caleg Partai Aceh telah menandatangani fakta integritas, di mana mereka bersedia mengundurkan diri atau dipecat jika diperlukan.
“Kami minta semua pihak tidak terpancing. Situasi sekarang sudah kondusif dan tidak ada konflik seperti yang diberitakan,” tambahnya.