![]() |
Warga binaan Lapas Kelas IIA Lhokseumawe mengikuti lomba melukis Dalam rangka menyambut Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61. |
Suaradiksi.com. Lhokseumawe - Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lhokseumawe, warna-warni harapan muncul dari ujung pensil dan kuas para warga binaan.
Hari itu, Selasa, 15 April 2025, aula lapas berubah menjadi galeri seni dadakan, tempat imajinasi dan emosi dituangkan dalam lembaran kertas putih.
Perlombaan menggambar ini bukan sekadar kompetisi. Dalam rangka menyambut Hari Bakti Pemasyarakatan (HBP) ke-61, kegiatan tersebut menjadi bagian dari Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) yang digelar internal oleh pihak lapas. Namun lebih dari itu, lomba ini membuka ruang kontemplasi dan ekspresi diri bagi mereka yang sedang menjalani masa pembinaan.
Dengan tema “Harapan dan Perubahan”, tiap garis dan warna yang dituangkan oleh warga binaan menjadi simbol perjalanan batin. Ada yang menggambarkan pohon yang tumbuh di tengah gurun, ada pula yang melukis sosok keluarga di balik jendela. Setiap karya menyuarakan satu hal yang sama, kerinduan akan kehidupan baru dan niat untuk berubah.
Antusiasme memenuhi ruangan. Beberapa peserta terlihat fokus, sebagian tampak haru saat menjelaskan makna gambar mereka kepada sesama peserta. Tim juri yang terdiri dari petugas pembinaan dan pemerhati seni lokal pun tampak serius menilai tiap karya berdasarkan orisinalitas, teknik, kreativitas, dan tentu saja kesesuaian dengan tema.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menggali potensi yang mungkin tersembunyi dalam diri warga binaan. Ini adalah salah satu bentuk pembinaan mental dan emosional, agar mereka bisa menemukan makna dalam masa hukuman dan mempersiapkan diri kembali ke masyarakat,” ujar Muhammad Isa, salah satu petugas lapas.
Sebagai bentuk apresiasi, pemenang lomba akan menerima hadiah dan piagam penghargaan. Tapi bagi banyak peserta, penghargaan bukan tujuan utama. Bisa menuangkan isi hati dan dilihat sebagai pribadi yang punya potensi, itu sudah cukup membesarkan hati.
Selain lomba menggambar, Lapas Lhokseumawe juga menggelar berbagai kegiatan olahraga dan seni lainnya sepanjang PORSENI. Semua dilakukan demi satu tujuan: memanusiakan manusia, dan memberi peluang kedua bagi mereka yang ingin memperbaiki diri.